“Nak, dirimu lebih berharga
daripada mutiara dan emas”
suatu nasihat yang sangat indah
yang disampaikan seorang ayah
kepada putrinya.
Seorang ayah yang juga seorang
mualaf. dia adalah Mohammad
“The Greatest” Ali. Seorang
petinju terbaik pada masanya
yang kemudian memutuskan
untuk bersyahadat di atas ring
tinju disaksikan jutaan
penonton. katanya,
“kepindahanku ke agama Islam
adalah hal yang wajar dan
selaras dengan fitrah-fitrah
yang Allah ciptakan untuk
manusia
sebagai seorang muslim, dia
pun memberi nama putra-
putrinya dengan nama islami
“Muhammad, Maryam, Rasyidah,
Khalilah, Jamilah, Hana dan
Laila”.
Kisah ini dituturkan oleh salah
seorang putrinya, Hana.
Saat itu aku dan adikku Laila
baru saja pulang ke rumah
dengan mengenakan pakaian
yang biasa kami pakai seperti
halnya anak-anak yang lain
seusiaku.
Seperti biasa setibanya dirumah
aku dan Laila langsung mencari
ayah ke kamarnya. dan ayah
pasti sudah berada di belakang
pintu kamarnya untuk
mengageti kami. Setelah itu
ayah selalu memberi kami
hadiah berupa peluk dan cium
sayang seorang ayah.
Ayah kemudian memandangi
kami dengan tatapan penuh
kasih sayang dan meminta kami
duduk di pangkuannya. Ayah
mengatakan sesuatu kepadaku
yang tak kan pernah kulupakan.
Ayah berkata, “Hana, setiap yang
berharga yang Allah ciptakan di
dunia ini selalu terlindungi dan
tidak mudah untuk
mendapatkannya.”
“Nak, dimana kamu akan
menemukan mutiara? ya, di
dasar laut yang dalam, tertutup
dan terlindungi oleh cangkang
yang indah. Lalu, dimana kamu
akan menemukan emas? ya, di
dalam tanah, yang terlindungi
lapisan bebatuan.
“Tidak mudah bukan untuk
mendapatkan mutiara di dasar
laut dan emas di dalam tanah.
Kamu harus berusaha keras
untuk mendapatkannya.”
ayah kembali menatapku
dengan penuh rasa sayang dan
berkata “Nak, tubuhmu adalah
aurat, yang suci, yang jauh lebih
berharga daripada mutiara dan
emas, maka tutuplah wahai
putriku”
SubhanAllah.......
:-)
No comments:
Post a Comment