Monday, April 18, 2011

17 Kali Menipu Allah Dalam Sehari

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥
Tatkala seseorang meminta
segelas air kepada orang lain, lalu
orang itu memberinya, tetapi ia
malah menolak, maka disebut
apakah orang seperti ini ?

Dan ketika ia meminta air lagi
kepada orang yang sama sampai
berkali-kali, dan setiap kali orang
itu memberikan air yang
dimintanya, ia malah
menolaknya, maka apakah boleh
ia di sebut sebagai orang gila,
sombong, pendusta lagi
mempermainkan?

Sah-sah saja julukan-julukan
seperti itu atau yang semisalnya
diberikan kepadanya. Jutaan
umat Islam di seluruh penjuru
dunia melaksanakan shalat, dan
mereka semua membaca al-
Fatihah yang merupakan salah
satu rukun shalat yang tanpanya
shalat tidak akan sah.

Mereka membacanya tujuh belas
kali dalam sehari semalam. ini
tidak termasuk yang dibaca
dalam shalat-shalat sunat
rawatib, yang jika dihitung
jumlahnya mencapai lebih dan
itu. Artinya, mereka berdoa
sampai berkali-kali pada setiap
kali membaca: "Kepada-Mu kami
menyembah, dan kepada-Mu
kami meminta pertolongan. "(Al-
Fatihah: 5).

Tetapi realitas berbicara lain.
Lidah mengucapkan, "Hanya
kepada-Mu kami beribadah."

Yakni, hanya kepada-Mu Kami
tunduk dan hanya kepada-Mu
kami patuh, mengikuti, berserah
diri, dan tunduk. Kami tidak
takut, kecuali kepada-Mu, kami
tidak berharap kecuali kepada-
Mu,kami tidak tunduk kepada
hukum selain hukum-Mu, dan
kami tidak takut kepada seorang
pun melainkan hanya kepada-Mu.

Tetapi realitas berbicara lain.
Mereka tetap tunduk kepada
manusia, bertepuk tangan buat
mereka yang membuat sistem
perundang undangan yang
diambil dan selain sistem
perundang-undangan Allah.

Mereka takut ketika ada
seseorang yang mengancam
akan memutuskan sumber rezeki
atau nyawanya. Mereka
mengangkat tuhan-tuhan selain
Allah. Mereka tunduk, patuh, dan
takut kepada tuhan tuhan
tersebut, melaksanakan
perintahnya dan berserah diri
kepadanya.

Hawa nafsu dan keinginan, istri-
istri, harta, pakaian, pangkat, dan
seluruh perhiasan duniawi,
adalah tuhan-tuhan mereka
selain Allah. Namun demikian,
mereka tetap mengucapkan lebih
dan tujuh belas kali dalam sehari
semalam: "Hanya kepada-Mu
kami menyembah."

Mereka juga mengucapkan, "Dan
hanya kepada-Mu kami
memohon pertolongan." Artinya:
"Kami, wahai Rabb, jika terkena
musibah, bencana, sangat
membutuhkan-Mu, karena kami
sangat lemah, kami tidak datang
kepada seorang pun selain
Engkau untuk meminta tolong
dan membebaskan kami dan
bencana itu."

Tetapi realitas berbicara lain. Jika
tertimpa bencana atau kesulitan,
mereka datang kepada sesama
makhluk sebelum sang Khaliq.

Mereka berkeyakinan bahwa
makhluk tersebut memiliki kuasa
untuk memberi manfaat atau
mudharat, sementara mereka
menganggap terlalu rendah
untuk datang, berlindung, dan
bersimpuh di hadapan Allah swt.

Selanjutnya, mereka
mengucapkan, " Tunjukkanlah
kami ke Jalan yang lurus. "(Al-
Fatihah:6).
Yaitu jalan yang dilalui oleh para
salafus saleh, para pengikut
anbiya', sahabat, dan orang-
orang yang mengikuti mereka
dengan setia hingga hari kiamat
kelak. Tetapi realitas berbicara
lain. Mereka tetap terus berbuat
maksiat, seperti riba, zina,
memandang sesuatu yang
diharamkan oleh Allah, berdusta,
ghibah, namimah 'mengadu
domba', menipu, dengki,
mempertuhankan dunia, dan
tidak berpegang teguh pada
agama, lalu hidayah seperti apa
yang mereka kehendaki.

Apakah ini berarti bahwa jutaan
umat Islam di seluruh penjuru
dunia berdusta di hadapan Allah
dan menipu-Nya 17 kali dalam
sehari semalam.

Keadaan mereka itu tidak beda
dengan "orang gila" yang
meminta air kepada kawannya
dan ketika air itu diberikan ia
malah menolaknya. Apakah itu
merupakan kebiasaan yang
mendarah daging sehingga
memisahkan hubungan antara
perkataan dan perbuatan?

Ataukah itu kebiasaan berbohong
yang menyelimuti kehidupan kita
sehingga kita tidak dapat lagi
membedakan antara berdusta
kepada manusia dengan
berdusta kepada Allah?
Ataukah
hal itu semacam suatu zat yang
menutupi hati, semacam karat,
yang membutakan mata hati
manusia? Ataukah itu merupakan
kemaksiatan yang membutakan
hati? Ataukah semuanya itu
benar? Jika benar, maka ini
adalah malapetaka besar yang
menimpa umat ini.

Allah berfirman:
"Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kalian mengatakan
apa-apa yang tidak kalian
kerjakan." (ash shaff : 9)

By RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF
:-)

No comments:

Post a Comment